Jakarta
-- Sudah sangat lumrah jika pada tanggal 14 februari banyak pihak yang
berlomba-lomba meramaikan hari valentine, termasuk para remaja muslim
Indonesia. Kondisi ini, tak dipungkiri juga didorong oleh ramainya
berbagai pusat perbelanjaan yang memeriahkan toko-tokonya dengan pernak
pernik serba pink dan lambang hati. Stasiun televisi pun tak mau kalah
menyajikan acara berbau hari Valentine. Acara musik, Reality show, dan
sinetron menyajikan acara-acara bertemakan cinta.
"Kami, pemuda Garuda Keadilan prihatin dengan kondisi tersebut. Bagi
kami, hari Valentine tidak berakar dari sejarah dan budaya Islam. Oleh
karena itu, kami menolak dirayakannya hari Valentine sebagai bagian dari
gaya hidup pemuda muslim Indonesia", kata Syafiq Fadlu Rahman, Ketua
Garuda Keadilan.
Lebih lanjut, Syafiq Mengatakan bahwa hari valentine adalah hari
kematian seorang pastur bernama J. Valentino yang bunuh diri karena
tidak bisa menyatukan cintanya dengan sang. kekasih. Fatalnya, sebelum
bunuh diri pasangan itu melakukan hubungan terlarang terlebih dahulu.
Dengan alasan cinta mereka adalah cinta abadi sehidup semati, maka orang
Yahudi menjadikan hari kematian pastur Valentino sebagai hari kasih
sayang atau Valentine Day.
"Oleh karena itu, kami juga mengajak kepada seluruh pemuda muslim
Indonesia untuk tidak larut dengan budaya yang tidak sesuai dengan
ajaran agama dan budaya Indonesia", kata syafiq lagi.
Selain itu,
Syafiq menghimbau pada lembaga-lembaga keagamaan untuk berperan aktif
mencegah pemuda Indonesia mengikuti berbagai budaya yang tidak sesuai
dengan syari'at Islam.
Jakarta, 13 Februari 2013