Rabu, 13 Februari 2013

Garuda Keadilan Mengajak Remaja dan Pemuda Muslim untuk Tolak Hari Valentine

Jakarta -- Sudah sangat lumrah jika pada tanggal 14 februari banyak pihak yang berlomba-lomba meramaikan hari valentine, termasuk para remaja muslim Indonesia. Kondisi ini, tak dipungkiri juga didorong oleh ramainya berbagai pusat perbelanjaan yang memeriahkan toko-tokonya dengan pernak pernik serba pink dan lambang hati. Stasiun televisi pun tak mau kalah menyajikan acara berbau hari Valentine. Acara musik, Reality show, dan sinetron menyajikan acara-acara bertemakan cinta.

"Kami, pemuda Garuda Keadilan prihatin dengan kondisi tersebut. Bagi kami, hari Valentine tidak berakar dari sejarah dan budaya Islam. Oleh karena itu, kami menolak dirayakannya hari Valentine sebagai bagian dari gaya hidup pemuda muslim Indonesia", kata Syafiq Fadlu Rahman, Ketua Garuda Keadilan.

Lebih lanjut, Syafiq Mengatakan bahwa hari valentine adalah hari kematian seorang pastur bernama J. Valentino yang bunuh diri karena tidak bisa menyatukan cintanya dengan sang. kekasih. Fatalnya, sebelum bunuh diri pasangan itu melakukan hubungan terlarang terlebih dahulu. Dengan alasan cinta mereka adalah cinta abadi sehidup semati, maka orang Yahudi menjadikan hari kematian pastur Valentino sebagai hari kasih sayang atau Valentine Day.

"Oleh karena itu, kami juga mengajak kepada seluruh pemuda muslim Indonesia untuk tidak larut dengan budaya yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan budaya Indonesia", kata syafiq lagi.

Selain itu, Syafiq menghimbau pada lembaga-lembaga keagamaan untuk berperan aktif mencegah pemuda Indonesia mengikuti berbagai budaya yang tidak sesuai dengan syari'at Islam.

Jakarta, 13 Februari 2013

Rabu, 23 Januari 2013

Siaran Pers Musyawarah Nasional I Garuda Keadilan, Pemuda Saat Ini, Pemimpin Masa Depan

Lembang – Pemuda adalah estafet perjuangan bangsa. Pemuda adalah investasi untuk masa depan bangsa. Menyadari hal tersebut, sekelompok pemuda mendirikan sebuah wadah pembinaan generasi muda untuk membentuk menjadi pribadi muslim yang shalih, handal, dan berprestasi. Wadah itu dinamakan Garuda Keadilan (GK) dan  resmi dideklarasikan di Medan pada 28 Maret 2012. GK hadir sebagai upaya menaungi pemuda Indonesia untuk mengembangkan potensi diri, baik dalam hal peningkatan wawasan, pengokohan moral, penajaman intelektual, dan pengaplikasian akhlak mulia. GK juga mencoba meneruskan estafet perjuangan para aktivis pejuang bangsa yang telah lebih dahulu mencurahkan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk kejayaan bangsa dan umat.

Jelang setahun sejak peresmiannya, GK telah memiliki perwakilan di 11 provinsi di Indonesia. “Alhamdulillah, segala keberkahan datang dari Allah SWT, tak sampai setahun sejak terbentuk, GK telah memiliki 11 perwakilan di 11 provinsi di Indonesia. Antusias para pemuda Indonesia yang ingin menjadi bagian dari perjuangan untuk mengokohkan bangsa sangat besar sehingga mereka bersemangat untuk bergabung dan berjuang bersama Garuda Keadilan”, jelas Syafiq Fadlu Rahman, Ketua Garuda Keadilan.


Dengan tujuan melakukan konsolidasi, silaturrahim pengurus, dan memusyawarahkan segala hal terkait kebutuhan sebuah organisasi, , maka GK melakukan  Musyawarah Nasional (Munas) I, di Lembang, 19 – 20 Januari 2013 lalu. Munas  I tersebut  dihadiri oleh semua perwakilan GK dari 11 provinsi, dengan total jumlah peserta 80 orang. “Munas I GK dengan tema, “Pemuda Saat ini, Pemimpin Masa Depan”, adalah upaya konkret kami untuk mempersiapkan diri menjadi pemuda-pemuda tangguh sehingga  menjadi pelopor tegaknya nilai-nilai kebenaran dan menjadi batu bata yang kokoh dalam bangunan peradaban Islam”, kata Syafiq Fadlu Rahman lagi.


Munas I GK yang dibuka dengan penampilan angklung dari anak-anak asuhan Rumah Zakat Bandung tersebut telah menelurkan berbagai hal terkait kebutuhan sebuah organisasi, yaitu AD/ART, struktur kepengurusahan, dan program kerja.

Setelah Munas I selesai di Lembang, seluruh peserta melanjutkan pertemuan ke kediaman Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan di Kota Bandung. Di Kediaman Gubernur Jawa Barat, para peserta Munas diterima akrab oleh Gubernur Jawa Barat beserta istri. Dalam sambutannya, Kang Aher, demikian sapaan akrab Gubernur Jawa Barat memberikan pesan kepada anggota Munas tentang pentingnya kualitas dan kuantitas pemimpin. “Untuk menjadi pemimpin, kualitas memang sangat diperlukan, tetapi jangan melupakan kuantitas, karena kuantitas yang banyak akan memudahkan pemimpin untuk menentukan kebijakan”, demikian pesan Gubernur Jawa Barat pada pemuda GK.



Jakarta, 22 Januari 2013

Senin, 17 September 2012

SIAPA DITUDUH, SIAPA MENUDUH?? MULUT LANCANG ASAL BERBICARA


Jakarta, 16  September  2012
Pada 5 September 2012, Metro TV mengadakan dialog di program Metro Hari Ini bersama narasumber Guru Besar Universitas Islam Negeri Jakarta, Profesor Bambang Pranowo, mantan Kepala Badan Intelijen Negara Hendropriyono dan pengamat terorisme Taufik Andri.

Dalam dialog tersebut, Profesor Bambang Pranowo menyampaikan hasil penelitiannya bahwa ada lima pola rekrutmen teroris muda. Salah satunya melalui ekstrakurikuler di masjid-masjid sekolah. Saat dialog berlangsung, ditayangkan info grafik berisi poin-poin lima pola rekrutmen versi Profesor Bambang Pranowo.
Pola rekrutmen teroris muda melalui sekolah, diantaranya:
Siswa SMP akhir dan SMA sekolah-sekolah umum.
Masuk melalui program ekstra kurikuliler di masjid-masjid sekolah
Siswa siswi yang terlihat tertarik kemudian diajak diskusi diluar sekolah
Dijejali berbagai kondisi sosial yang buruk, penguasa korup dan ketidakadilan
Dijejali doktrin bahwa penguasa adalah thagut/kafir/musuh
Ditambahkan pula footer note “awas, generasi baru teroris!”
Miris sekali jika media sebesar Metro TV bisa terjebak ke dalam fallacy of thinking. Main pukul rata. Pada Kenyataannya Rohis (Kerohanian Islam) adalah organisasi ekstrakurikuler di sekolah yang memfasilitasi siswa untuk mendalami agama Islam dengan berbagai variasi kegiatannya. Mulai dari pengajian umum, mentoring, pelatihan keterampilan, pergelaran seni Islam, membuat berbagai Musabaqah (perlombaan) tentang Al-Qur’an, bimbingan baca tulis Al-Qur’an, kelompok belajar, berkemah sambil bertadabbur alam, mabit (malam bina iman dan taqwa) dengan iktikaf di masjid, kegiatan olahraga dan masih banyak lagi. Penyiaran berita ini membuat seluruh aktivis rohis geram. 
Walaupun melalui akun resmi twitter-nya pada 14 September 2012 mengatakan bahwa “Metro TV tidak pernah memberitakan bahwa Rohis adalah sarang teroris”. Namun demikian, kalimat “ekstrakurikuler di masjid” jelas-jelas sangat merujuk pada kegiatan Rohani Islam (Rohis) dengan berbagai macam sebutannya.
Kami  GERAKAN MUDA KEADILAN menuntut Metro TV untuk meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia karena telah memberitakan masjid-masjid sekolah sebagai tempat rekrutmen teroris dan mengembalikan nama baik ROHIS di mata masyarakat dengan mengklarifikasi berita tersebut.

Selasa, 24 Juli 2012

rahasia wudhu..

assalamualaikum garuda keadilan yg senantiasa dalam rahmat dan lindungan Allah, berikut ada kutipan postingan dari salah satu kawan kita, smoga bermanfaat... :)

"Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila seorang muslim atau mukmin berwudhu kemudian mencuci wajahnya, maka akan keluar dari wajahnya tersebut setiap dosa pandangan yang dilakukan kedua matanya bersama air wudhu’ atau bersama akhir tetesan air wudhu’. Apabila ia mencuci kedua tangannya, maka akan keluar setiap dosa yang dilakukan kedua tangannya tersebut bersama air wudhu atau bersama akhir tetesan air wudhu. Apabila ia mencuci kedua kaki, maka akan keluar setiap dosa yang disebabkan langkah kedua kakinya bersama air wudhu atau bersama tetesan akhir air wudhu, hingga ia selesai dari wudhunya dalam keadaan suci dan bersih dari dosa-dosa.” (HR Muslim no. 244)."
by http://www.facebook.com/usaid.rahman

SURAT IBU UNTUK PARA AKTIVIS KAMPUS


"Dimana rumahmu Nak?"

Orang bilang anakku seorang aktivis . Kata mereka namanya tersohor dikampusnya sana . Orang bilang anakku seorang aktivis.Dengan segudang kesibukan yang disebutnya amanah umat . Orang bilang anakku seorang aktivis .Tapi bolehkah aku sampaikan padamu nak ? Ibu bilang engkau hanya seorang putra kecil ibu yang lugu.

Anakku,sejak mereka bilang engkau seorang aktivis ibu kembali mematut diri menjadi ibu seorang aktivis .Dengan segala kesibukkanmu,ibu berusaha mengerti betapa engkau ingin agar waktumu terisi dengan segala yang bermanfaat.Ibu sungguh mengerti itu nak, tapi apakah menghabiskan waktu dengan ibumu ini adalah sesuatu yang sia-sia nak ? Sungguh setengah dari umur ibu telah ibu habiskan untuk membesarkan dan menghabiskan waktu bersamamu nak,tanpa pernah ibu berfikir bahwa itu adalah waktu yang sia-sia.

Anakku,kita memang berada disatu atap nak,di atap yang sama saat dulu engkau bermanja dengan ibumu ini .Tapi kini dimanakah rumahmu nak?ibu tak lagi melihat jiwamu di rumah ini .Sepanjang hari ibu tunggu kehadiranmu dirumah,dengan penuh doa agar Allah senantiasa menjagamu .Larut malam engkau kembali dengan wajah kusut.Mungkin tawamu telah habis hari ini,tapi ibu berharap engkau sudi mengukir senyum untuk ibu yang begitu merindukanmu . Ah,lagi-lagi ibu terpaksa harus mengerti,bahwa engkau begitu lelah dengan segala aktivitasmu hingga tak mampu lagi tersenyum untuk ibu . Atau jangankan untuk tersenyum,sekedar untuk mengalihkan pandangan pada ibumu saja engkau engkau,katamu engkau sedang sibuk mengejar deadline. Padahal,andai kau tahu nak,ibu ingin sekali mendengar segala kegiatanmu hari ini,memastikan engkau baik-baik saja,memberi sedikit nasehat yang ibu yakin engkau pasti lebih tahu.Ibu memang bukan aktivis sekaliber engkau nak,tapi bukankah aku ini ibumu ? yang 9 bulan waktumu engkau habiskan didalam rahimku..

Anakku, ibu mendengar engkau sedang begitu sibuk nak. Nampaknya engkau begitu mengkhawatirkan nasib organisasimu,engkau mengatur segala strategi untuk mengkader anggotamu . Engkau nampak amat peduli dengan semua itu,ibu bangga padamu .Namun,sebagian hati ibu mulai bertanya nak,kapan terakhir engkau menanyakan kabar ibumu ini nak ? Apakah engkau mengkhawatirkan ibu seperti engkau mengkhawatirkan keberhasilan acaramu ? kapan terakhir engkau menanyakan keadaan adik-adikmu nak ? Apakah adik-adikmu ini tidak lebih penting dari anggota organisasimu nak ?

Anakku,ibu sungguh sedih mendengar ucapanmu.Saat engkau merasa sangat tidak produktif ketika harus menghabiskan waktu dengan keluargamu . Memang nak,menghabiskan waktu dengan keluargamu tak akan menyelesaikan tumpukan tugas yang harus kau buat,tak juga menyelesaikan berbagai amanah yang harus kau lakukan .Tapi bukankah keluargamu ini adalah tugasmu juga nak?bukankah keluargamu ini adalah amanahmu yang juga harus kau jaga nak?

Anakku,ibu mencoba membuka buku agendamu .Buku agenda sang aktivis.Jadwalmu begitu padat nak,ada rapat disana sini,ada jadwal mengkaji,ada jadwal bertemu dengan tokoh-tokoh penting.Ibu membuka lembar demi lembarnya,disana ada sekumpulan agendamu,ada sekumpulan mimpi dan harapanmu.Ibu membuka lagi lembar demi lembarnya,masih saja ibu berharap bahwa nama ibu ada disana.Ternyata memang tak ada nak,tak ada agenda untuk bersama ibumu yang renta ini.Tak ada cita-cita untuk ibumu ini . Padahal nak,andai engkau tahu sejak kau ada dirahim ibu tak ada cita dan agenda yang lebih penting untuk ibu selain cita dan agenda untukmu,putra kecilku..

Kalau boleh ibu meminjam bahasa mereka,mereka bilang engkau seorang organisatoris yang profesional.Boleh ibu bertanya nak,dimana profesionalitasmu untuk ibu ?dimana profesionalitasmu untuk keluarga ? Dimana engkau letakkan keluargamu dalam skala prioritas yang kau buat ?

Ah,waktumu terlalu mahal nak.Sampai-sampai ibu tak lagi mampu untuk membeli waktumu agar engkau bisa bersama ibu..

Setiap pertemuan pasti akan menemukan akhirnya. Pun pertemuan dengan orang tercinta,ibu,ayah,kaka dan adik . Akhirnya tak mundur sedetik tak maju sedetik .Dan hingga saat itu datang,jangan sampai yang tersisa hanyalah penyesalan.Tentang rasa cinta untuk mereka yang juga masih malu tuk diucapkan .Tentang rindu kebersamaan yang terlambat teruntai.
dipostingkan oleh :http://www.facebook.com/ibnumafruhin 
di grup: http://www.facebook.com/groups/tunasmuda1

Sabtu, 31 Maret 2012

DAN, GARUDA ITU LAHIR DENGAN GELAR KEADILAN



Dua puluh pemuda-pemudi,
Satu panggung megah,
Ribuan orang penonton.

Bagaimana rasanya, menjadi salah satu dari dua puluh orang pemuda-pemudi yang berdiri di atas panggung megah Mukernas PKS 2012, dengan lampu sorot menyala terang dan ribuan pasang mata memandang, mengucap lantang deklarasi berdirinya sebuah wadah komunikasi level nasional, bernama Garuda Keadilan.

Gemetar.
               
Siang itu, tanggal 28 Maret 2012, kami, Rombongan Garuda Keadilan, tiba di bandar udara Polonia Medan. Rombongan kami yang berangkat bersama dari bandara Soekarno Hatta terdiri dari 17 orang. 8 ikhwan dan 9 akhwat. Rombongan ikhwan terdiri dari, Muhammad Ja'far (Jakarta), Muhammad Yusuf Abdul Karim (Tangerang), , Usaid Fathurrahman (Jakarta), Muhammad Zia Ulhaq (Jogjakarta), Mushab Abdurrahman Rabbani (Bekasi), Urwatul Wutsqo (Jakarta), dan Muhammad Ahdiar Syaifan (wartawan dari Bekasi). Kemudian, rombongan akhwat terdiri dari, Anisa Muthi'ah (Jakarta), Fathimah (Jakarta), Nadiya Fikriyah Muasyiroh (Jakarta), Zaskia Aulia Fadillah (Cirebon), Is Is Izzatul Mu'minah (Jakarta), Fitriyani Jauhari (Purwakarta), Fitya Muharrikah Fillah (Tangerang), Dieny Izzaty (Jakarta), dan Siti Azizah Nur Jannah (Bandung)  . Kami dipandu oleh Pak Tatang dan Bu April, juga Pak Jadmiko dari Generasi Muda & Profesi (GM-PRO) DPP PKS. Ibu-ibu kami, Bu Wirdayanti dan Bu Ani dari Bidpuan DPP PKS juga setia mendampingi kami selama di Medan.

 Saat itu, Medan dalam kondisi yang tidak begitu baik. Banyak jalan yang diblokade, polisi dan tentara berjaga dimana-mana. Memang, event Mukernas PKS tahun ini bersamaan dengan momentum panasnya aksi massa menolak kenaikan harga BBM yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 1 April 2012.

 Situasi panas itu tak urung membuat kami agak khawatir. Namun guide kami dengan setia menenangkan dan membantu mendinginkan suasana hati kami semua. Bahkan untuk mencairkan suasana, kami disempatkan oleh guide selama beberapa menit mengunjungi Istana Maimun, di tengah perjalanan kami menuju hotel.
             
             Kami tidak sempat berlama-lama di bangunan bersejarah kota Medan itu, karena kami tahu, ada hal yang jauh lebih penting untuk dipersiapkan nanti malam, yakni deklarasi Garuda Keadilan dalam malam penutupan Mukernas PKS 2012. Hanya beberapa menit setelah check-in di hotel, kami langsung berkumpul untuk membahas proses seremonial deklarasi. Didampingi oleh mas Jadmiko, kami semua membahas detail acara, dresscode, logo, prosesi seremonial, bumper video, teks deklarasi,  bahkan revisi lirik pada jingle Garuda Keadilan. Kami ingin, deklarasi kami stunning, berkesan, tidak dianggap angin lalu.

                Siang itu, di kamar hotel, semua membagi tugas. Bumper video, dihandle langsung oleh sang ketua Garuda Keadilan yang sudah tiba lebih dulu di Medan, Syafiq Fadlu Rahman (Jakarta) dan logo dikerjakan oleh Zia. Ikhwan dan akhwat lain membahas detail acara, sementara itu lirik jingle disempurnakan oleh Usaid.  Semua bekerja dengan serius, namun tetap diselingi canda agar tidak terlalu tegang.

               Pembahasan tidak berlangsung lama, karena mas Jadmiko memberi tahu bahwa kami harus segera bersiap untuk silaturahim sekaligus makan malam bersama di rumah dinas Gubernur Sumatera Utara, Bpk. Gatot Pujo Nugroho. Semua tertegun dan gelisah, karena persiapan kami saat itu belum selesai dan sudah tidak ada waktu lagi untuk persiapan setelahnya. Karena seusai dari rumah dinas Pak Gatot, kami langsung menuju ke hotel Santika, tempat utama Penutupan Mukernas berlangsung. Lelah perjalanan belum hilang, dan kami belum sempat makan siang.

              Syafiq agak panik menyelesaikan video, Zia bingung karena harus merubah konsep, karena dikritik logonya mirip ‘garuda nyium ketiak’. Belum ada satupun yang hafal teks deklarasi dengan baik. Begitupun dengan jingle-nya.

             Akhirnya, dengan sedikit terpaksa, kami berangkat menuju kediaman Bpk. Gatot, yang tidak begitu jauh dari hotel tempat kami menginap. Dan ternyata disana, tidak hanya kami yang diundang. Anak-anak kader terpilih dari Sumatera Utara pun dikumpulkan disana. Kami bertemu dan berkenalan satu sama lain, dan setelah itu Pak Gatot memberikan taushiyah tentang pemuda dan visinya untuk Indonesia.

Beliau mengutip salah satu perkataan shahabat ‘Ali Radhiyallahu ‘Anhu, “Laysal fataa man yaquulu hadza abi. Walaakinnal fataa man yaquulu haa ada dzaa! Bukanlah seorang pemuda, yang berkata ‘Saya anak pengurus DPP! Saya anak pengurus DPW!’ tapi seorang pemuda, ialah yang berani berkata, ‘inilah aku!’ dengan segala prestasi dan potensinya. Kalian memang anak kader. Tapi bukan itu poinnya! Kalian adalah pewaris dakwah orang tua kalian, yang berdiri di atas kaki kalian sendiri!”

Subhanallah.

Acara selesai maghrib itu, dengan perasaan lega sekaligus khawatir. Karena setelah itu kami harus segera menuju hotel tempat Penutupan Mukernas diadakan untuk deklarasi Garuda Keadilan, sementara kami belum siap sama sekali. Akhirnya, kami memutuskan untuk mengadakan gladi resik di lobby hotel. Di tengah-tengah hilir mudik peserta Mukernas, kami melakukan gladi resik. Pak Jadmiko yang berperan sebagai instruktur, berkali-kali meneriaki kami untuk mengulang dan mengulang prosesi gladi resik, karena kami berkali-kali melakukan kesalahan, dan memang waktunya sangat mepet.

Semua tegang, dan menjadi semakin tegang ketika gladi resik dipindah, dari lobby hotel langsung ke panggung utama. Saat itu sudah ada beberapa peserta yang hadir. Gladi resik di panggung utama, masih belum juga sempurna. Alhamdulillah, kami diberi waktu break ketika acara dimulai. Kami pun keluar menuju samping hotel yang relatif sepi, untuk melanjutkan persiapan.

Di sana, kami terus menyempurnakan bagian yang masih belum sempurna. Menit demi menit, jam demi jam. Saat istirahat sejenak pun, kami tak bisa tenang. Nasi box yang seharusnya terasa nikmat karena perut kami sudah protes minta diisi sejak tadi, terasa getir di mulut.

“Garuda keadilan, 5 menit lagi!” pengumuman dari petugas stage membuat jantung kami seakan berhenti berdegup. Bismillah, lirih, kami berdo’a bersama untuk kesuksesan deklarasi ini. Kami berkumpul menata posisi di backstage, bersiap tampil. Semua tegang.

Dan akhirnya, saat kami tampil pun tiba.

Video bumper ditampilkan, dan disambut applause meriah oleh hadirin. Nice opening, batin kami. Awal yang baik itu separuh kesuksesan.  Lalu, dari panggung, muncul Ust. Taufiq Ridho, membacakan puisi berjudul ‘Harapan Untuk Pemuda’, karya Muhammad Iqbal, yang diterjemahkan bebas oleh M. Natsir.

Seiring lantang puisi dibacakan, kami muncul satu persatu dari masing-masing sisi panggung. Sampai akhirnya semua berdiri di atas panggung. Ditambah dengan dua Hasan dari Pontianak dan Pekanbaru, juga  Atikah dari Medan, jumlah kami menjadi dua puluh orang. Kami membentuk formasi sebelas orang ikhwan di tengah, diapit berjarak oleh sembilan akhwat di sisi kanan-kirinya. Puisi terus dibacakan, membuat suasana hening. Hadirin terhanyut oleh bait demi bait yang dibawakan sepenuh hati oleh Ust. Taufiq Ridho. Di panggung, dada kami bergemuruh demi menunggu detik-detik deklarasi.

Sesaat setelah puisi usai, saudara kami dari Bekasi, Mush’ab, berteriak lantang, “Deklarasi!” Kami pun mengucap lantang bersamaan,

Kami, Garuda Keadilan berikrar
Menjadi Pewaris Dakwah, dan Penerus Perjuangan.
Menjadi Generasi Rabbani, dan Pelopor Kontribusi.
Menggenggam Ukhuwah, Persaudaraan, atas dasar Keimanan.

Hening sesaat, Mus’hab kembali berucap, kali ini dengan intonasi lebih rendah dan syahdu.

Medan, 28 Maret 2012.
Kami, Garuda Keadilan

Seketika itu juga, Usaid langsung menyanyikan bait pertama Mars PKS, yang diikuti oleh kami semua, pada bait kedua. Sontak hadirin terkesima.

Kita berhimpun dalam barisan,
Lantangkan suara hati nurani,
Agar Negeri Ini berkeadilan,
Indonesia maju bukan hanya mimpi.

Saat memasuki bagian refrain, tanpa pemberitahuan, tiba-tiba seluruh hadirin pada jajaran kursi bagian depan, termasuk diantaranya beliau Ust. Luthfi Hasan Ishaq, Ust. Tifatul Sembiring, dan Ust. Anis Matta berdiri, yang diikuti oleh seluruh hadirin di belakang.

Partai Keadilan Sejahtera
Maju terus tanpa kenal lelah
Partai Keadilan Sejahtera
Maju terus tanpa kenal lelah

Kami terus bernyanyi dalam keterkejutan kami melihat reaksi penonton. Bulu kuduk kami merinding.

Tegakkan tinggi, panji Allah,

Yaa Rabbi, mereka ikut bernyanyi bersama..

Bangun Indonesia Penuh berkah...

Suara kami sudah kalah dari suara seluruh hadirin yang bernyanyi bersama. Tanpa musik, tanpa pengiring. Hanya suara. lantang dan penuh khidmat. Kami terus bernyanyi lantang hingga usai, diiringi teriakan takbir dan standing applause dari seluruh hadirin. Rasanya sungguh tidak terbayangkan.

Lalu setelah itu, kami menyanyikan Jingle Garuda Keadilan, yang diiringi oleh gitar dari Ahdiar. Ini adalah weak point, karena kecuali sang vokalis, Usaid, tidak ada satupun dari kami yang hafal keseluruhan jingle. Namun hal itu tidak begitu berarti dibandingkan dengan applause meriah dari hadirin, dan acara seremonial pemakaian jaket oleh Ust. Luthfi Hasan Ishaaq selaku presiden PKS, kepada saudara kita Syafiq.

Dan kami pun satu persatu turun dari panggung, dengan perasaan yang sangat lega dan puas. Garuda Keadilan telah lahir. Disaksikan oleh ikhwah dari seluruh Indonesia, menanti gebrakan dan kepak sayapnya. Dari sini, pekerjaan besar akan dimulai.

Acara berlangsung dengan meriah, hingga selesai. Pada bagian akhir, saat konser Shoutul Harokah berlangsung, kawan-kawan ikhwan berkesempatan menggebrak panggung sambil membawa bendera merah putih dan bendera PKS. Dan tidak hanya kami, anak-anak kader dakwah yang masih kecil pun berkesempatan naik panggung. Suasana berlangsung meriah, bahkan teriakan “Lagi, lagi!” terdengar disana-sini setiap kali Shoutul Harokah selesai menyanyikan lagu. Hadirin banyak yang maju untuk mengabadikan dengan kamera dan ponselnya, serta ikut melompat-lompat.

Kemeriahan Mukernas 2012 malam itu, ditutup dengan foto-foto bersama. Panitia, para petinggi PKS, dan semua yang hadir berfoto bersama. Panggung yang tadinya terang benderang, berangsur remang dan gelap, seiring kembalinya tamu-tamu ke hotel masing-masing.

Hari kedua, pada awalnya kami ingin ke danau Toba. Namun akhirnya dibatalkan karena ternyata waktu yang diperlukan untuk pulang-pergi ke sana adalah sekitar 12 jam, sementara kami harus boarding jam 5 sore. Kami mengobati kekecewaan dengan wisata kuliner duren, berkunjung ke Rahmat International Wildlife Museum & Gallery, dan belanja singkat di Bazaar Mukernas.

Tak lama kemudian, kami terbang kembali ke Jakarta, dan sampai di Jakarta sekitar jam 9 malam. Sebelum berpisah, kami menyempatkan diri untuk konsolidasi tentang agenda ke depan. Setelah itu, kami saling berpamitan, untuk pulang ke daerah masing-masing.

Deklarasi kemarin, bukanlah akhir. Deklarasi kemarin adalah sebuah titik awal untuk perjalanan Garuda Keadilan yang panjang dan penuh rintangan. Kerja-kerja besar, orang-orang yang istiqomah, dan manuver-manuver cerdas, amat diperlukan mulai saat ini hingga ke depannya.

Kami, Garuda Keadilan, memanggil seluruh putra-putri kader dari seluruh Indonesia. Izinkan kami membawa berita gembira ini, dan berbagi semangat kepada kalian semua. Kita adalah putra-putri dari orang-orang yang menjadi generasi awal perjuangan dakwah ini. Kita ditarbiyyah sejak kecil hingga saat ini, dengan satu harapan; agar kita dapat meneruskan tongkat estafet perjuangan mereka.

Maka, jadilah kalian semua para pemuda-pemudi perindu surga, pewaris dakwah dan penerus perjuangan. Sambutlah seruan ini, dan bergeraklah! Allah bersama kita!

Allahu Akbar!


31 Maret 2012
Zia Ul-Haq
Garuda Keadilan

Selasa, 27 Maret 2012

bismillahirrohmanirrohiim.
dimulai dari blog sederhana ini, semoga menjadi awal bagi lahirnya tulisan-tulisan yang berisi, bermanfaat, dan menggugah para pemuda. jaya garuda keadilan!